Greetings

Welcome to my blog! You are visitor no. web counter. Feel free to look around. If you have any question, send me an email; otherwise, please leave a message on my board. thanks!


Playlist





Tagboard



Frequents


Archive


Credits


Sihir à la Gereja


rupanya gereja lagi kurang kerjaan sampai ribut2 ttg harry potter (lihat artikel di bawah). kedengarannya, untuk pendeta2 yg protes dengan terbitnya buku injil menurut harry potter, cerita harry potter tdk bisa dibenarkan secara injil karena mengandung sihir. memangnya ada apa dengan sihir?

kalo dipikir-pikir, pada dasarnya iman kristen bertumpu pada kemampuan/kemauan untuk percaya pd hal2 yg mustahil -- to believe in the impossible. kalo tidak, gimana orang bisa percaya pada yesus yang menurut alkitab bisa menyembuhkan orang sakit, membangkitkan yg lumpuh, dan menghidupkan kembali yg sudah mati?

yg dilakukan yesus adalah hal2 yg tidak mungkin dan sulit diterima akal. tapi karena beriman, orang kristen musti percaya bahwa hal2 gaib tersebut betul2 terjadi. gereja menyebutnya "mujizat," yang (seperti juga "sihir") mengandung konotasi magical -- sesuatu yang tidak bisa dijelaskan secara rasional.

bedanya lebih pada penggunaan kedua kata. kita tdk pernah bilang tuhan yesus melakukan sihir, atau seorang dukun membuat mujizat. mujizat diasosiasikan dengan perbuatan baik, sedangkan sihir sering dikaitkan dengan hal negatif seperti tipuan (e.g. illusionist) atau guna-guna (witchcraft).

dalam pandangan mereka yg protes, tokoh harry potter adalah seorang penyihir (wizard), maka dengan sendirinya membawa kwalitas negatif yg tidak bisa direkonsiliasikan dengan injil. dangkal sekali pemikirannya!

~~~

SUARA PEMBARUAN DAILY
Ketika Buku Harry Potter Jadi Perdebatan Teologis
Demam Harry Potter (HP) su dah melanda dunia. Mulai dari anak-anak hingga orangtua sangat mengidolakan penyihir cilik ini. Bahkan setiap peluncuran bukunya yang biasanya diadakan tengah malam, selalu ramai dinanti para penggemarnya dengan mengenakan busana-busana ala penyihir.
Kini, HP mulai memasuki babak baru. Jika selama ini HP hanyalah sebagai buku fiksi biasa, sekarang si penyihir cilik sudah masuk ke ranah teologis. Adalah penerbit BPK Gunung Mulia yang menerbitkan buku berjudul Injil Menurut Harry Potter yang ditulis oleh Connie Neal. Dari judul bukunya saja, orang bisa menebak kalau buku setebal 248 halaman tersebut bakal menuai kontroversi.
Bagaimana mungkin, HP yang notabene adalah penyihir bisa masuk kitab suci Injil?
Menurut pengakuan beberapa staf BPK Gunung Mulia, hanya dalam hitungan hari sejak diluncurkan tahun ini, protes berupa pertanyaan-pertanyaan dari berbagai kalangan khususnya pendeta silih berganti datang ke itu.
Kontroversi seputar buku inilah yang membuat penerbit melakukan bedah buku akhir pekan lalu. Teolog Glorius Bawengan yang tampil sebagai pembahas saat acara bedah buku tersebut mengatakan, buku karangan Connie Neal itu membuka wawasan baru dalam berteologi.
Dikatakan, buku yang berjudul asli The Gospel according to Harry Potter itu mau menyatakan kalau tidak ada tafsir tunggal terhadap Injil. "Buku Injil Menurut Harry Potter ini memberikan tafsir baru terhadap Injil. Tidak boleh ada hegemoni tafsir," ujarnya.
Menurut dia, langkah Connie yang mengkonfrontasikan antara Injil dan HP merupakan hal biasa dan sah-sah saja dilakukan karena merupakan bagian dari sebuah imajinasi.
Dikatakan, adanya protes dari sejumlah kalangan terhadap buku tersebut harus disikapi bijaksana. Dia meminta agar pembaca tidak terjebak dalam simbol-simbol teologi tertentu sehingga mengaburkan makna yang mau disampaikan buku tersebut khususnya HP."Banyak orang mengatakan melihat Harry Potter berarti ikut okultisme. Saya katakan, kekuatan Injil bukanlah pada simbol yang dibawakan Harry, tetapi bagaimana kesanggupan Harry memerangi kejahatan, menjalin persahabatan dan kesetiakawanan. Saya kira tema buku ini sangat universal, " katanya.
Hal serupa juga mau dikatakan penulis Andar Ismail. Dalam kata pengantarnya dalam buku tersebut, Andar mengatakan, pembaca buku ini jangan terlalu cepat menghakimi kalau buku ini sudah dirasuki sihir HP.
Andar menegaskan kalau buku ini sama sekali tidak menggarisbawahi sihir bahkan buku ini justru menyoroti praktek okultisme (sihir) dengan terang Injil Kristus. Pengarang buku Seri Selamat ini meminta agar para pembaca lebih melihat tujuan yaitu fungsi pedagogis dibalik cerita ketimbang simbol-simbol.
Di balik cerita HP, kata Andar, mengandung banyak nilai pedagogis. Melalui 1001 macam hambatan dan solusi yang ditangani HP dan kawan-kawannya, pembaca dapat melihat nilai-nilai seperti prakarsa, rasa ingin tahu, tabah, tekun, kreatif, inovatif, bersahabat, kerjasama, kesetiaan, jujur, menolong, mandiri, mau bersusah dan berlelah, tahan banting, dan banyak lainnya.
"Dalam bukunya ini, Connie mengajak kita melihat dalam cerita Harry Potter terkandung banyak tema-tema Injil Kristus yang dipraktikkan para pelaku, misalnya mengampuni, mengasihi, merangkul yang tersisih, bertekun dalam derita, murah hati, berharap, menolong yang tak berdaya, melawan kuasa jahat, dan lainnya," ujarnya.
Hati-hati
Tetapi lepas dari pendapat pribadi Bawengan dan diperkuat Andar itu, tentu saja kehatian-hatian harus tetap ada. Sebab, kalau pendapat itu menjadi acuan, maka jangan heran kalau bermunculan penafsir kitab suci dengan kebebasan imajinasinya sendiri, lalu diklaim sebagai sebuah kebenaran.
Sadar atau tidak, kebebasan menafsirkan kitab suci seperti itulah yang memberi peluang munculnya banyak sekte-sekte dalam gereja dewasa ini. Karena saling mengklaim kebenaran, maka gerakan ekumenis di kalangan Kristen sendiri makin jauh dari harapan, bahkan bisa jauh dari ajaran Kristus sendiri. [SP/Erwin Lobo]
Last modified: 1/8/07