sebagai bacaan akhir pekan, koran asahi kemarin merekomendasikan buku misquoting jesus: the story behind who changed the bible and why (new york: harper collins, 2005). buku ini ditujukan utk orang2 kristen fundamentalis yg memperlakukan alkitab sebagai suara tuhan, sebagai tulisan yg dibuat berdasarkan divine inspiration (wahyu), dan akibatnya, sebagai suatu kebenaran mutlak yg mengatasi ruang dan waktu. masalahnya, menurut penulisnya (bart ehrman), kitab perjanjian baru itu tak punya naskah asli yg bisa senantiasa dijadikan acuan. yg ada, kata ehrman, hanyalah salinan dari salinan, yg sendirinya adl juga salinan dari salinan dari salinan, yg dibuat dlm rentang waktu tahunan, dekade, bahkan abad. akibatnya, tak satupun dr salinan ini bisa dibilang akurat. di antara naskah2 ini, banyak yg isinya tak sejalan dan telah berubah berdasarkan interpretasi setiap penyalin dan juga human error. bayangkan, kata ehrman, di jaman sebelum ada mesin cetak, semua injil dan isi alkitab itu harus disalin dengan tangan. (sbg acuan sejarah, teknologi printing press br mulai pd abad ke 13 di china sampai kemudian dipopulerkan oleh johannes gutenberg sbg mesin cetak pd thn 1450-an.) artinya, selama 12 abad lebih injil disebarkan ke berbagai penjuru dunia dlm bentuk salinan2 yg dikerjakan oleh manusia secara manual! saking lelahnya membuat salinan kitab2 injil, cerita ehrman, di akhir salah satu naskah, seorang penyalin sampai membubuhkan tulisan "naskah selesai. puji tuhan!" hahaha...
yg menarik dr paparan ini adl keluhan ehrman akan tdk tersedianya naskah asli sebagai bahan acuan. obsesi terhadap sebuah master text, menurutku, adl tipikal budaya barat moderen yg senantiasa gelisah ketika berhadapan dengan produk budaya lisan (atau dengan tulisan tanpa "author," si penanggung jawab yg menstabilkan makna). keluhan ehrman mengingatkan aku pd study peter koret ttg sastra tradisional laos yg mengalami transformasi dengan hadirnya mesin cetak di indochina. sastra tradisional laos adl tulisan2 religius yg berkisar pd kehidupan sang budha. sebagai narasi2 religius, kata koret, pada mulanya sastra ini berevolusi di seputar kehidupan kuil dengan nuansa pedesaan yg kental. sastra lama laos juga berupa salinan2 tanpa tuntutan kesetiaan yg mengikat, krn setiap penyalin diwajibkan utk mengintegrasikan dirinya dan pemahamannya ke dlm setiap naskah, demi mencari makna ajaran sang budha. datangnya budaya mesin cetak, dan terutama sekali benturan dengan konsep sastra moderen yg dibawa oleh perancis, menjadikan praktek bersastra ini disebut "tdk teratur," "tdk otentik," bahkan "bukan sastra." tuntutan utk mengakomodasi konsep sastra moderen membuat sastrawan2 laos kemudian menciptakan berbagai aturan dlm penyalinan sastra lama. intonasi dlm syair, metrik, dan jumlah suku kata menjadi penting dan tdk lagi fleksibel. perubahan2 dituntun oleh pemahaman mereka bhw yg disebut "sastra" adl yg dicetak, yg beraturan, yg diajarkan di sekolah2 sekuler, and consequently, yg bisa ditelusuri secara scientific. akibatnya, menurut koret, sastra lama laos berubah dr "book of search" yg menekankan pd pencarian pesan moral, menjadi "book of research" yg berorientasi science.
inti dr tulisan koret tsb adl bagaimana bentuk sastra barat yg menekankan pd cetakan, authenticity dan author, justru mematikan fungsi sastra laos itu sendiri sebagai narasi religius yg tdk kaku, tetapi dpt terus berkembang seiring dengan jaman. dlm tradisi kristen kebalikannya, salinan2 yg dibuat ber-abad2 silam, dr budaya yg spesifik timur tengah, dengan atas nama "agama" memperoleh kebenaran mutlak mengalahkan waktu dan budaya2 lokal. tdk dihiraukan misalnya, bhw rasul paulus berasal dr budaya patriarkis, yg mengkondisikan pesan2nya agar setiap istri tunduk kepada suaminya, bhw seorang perempuan dilarang mengemukakan pendapat di depan umum, bhw perempuan tdk diperkenankan memimpin, dan bhw hubungan sejenis adalah suatu perversity. hal2 spt ini yg membuat kaum feminis dan orang2 berpendidikan ramai2 meninggalkan gereja. kekakuan dlm mematuhi tulisan2 kuno (yg menampakan diri sbg ajaran tuhan yesus) ini membuat penyesalan ehrman akan tdk adanya naskah asli utk injil, terasa tdk pd tempatnya. bukankah hal tsb hanya akan membuat ajaran kristen menjadi lebih berat dengan bias dan tdk toleran thdp perkembangan jaman/ilmu pengetahuan? sebab rasul paulus yg telah membaca marx, freud, lacan, dan irigaray akan berpendapat lain ttg kapasitas perempuan ataupun konfigurasi suami-istri. lebih dr itu, keberadaan master text malah bisa memperkokoh anggapan bhw injil adl suara tuhan yg mutlak kebenarannya, bukan hanya tulisan2 manusia biasa yg pernah mengenal yesus semasa dia hidup, atau pernah mengenal orang yg mengenal orang yg mengenal yesus.
tonight you're mine completely
you give your love so sweetly
tonight the light of love is in your eyes
but will you love me tomorrow?
is this a lasting treasure
or just a moment's pleasure?
can i believe the magic of your sighs?
will you still love me tomorrow?
tonight with words unspoken
you say that i'm the only one
but will my heart be broken
when the night meets the morning sun?
i'd like to know that your love
is love i can be sure of
so tell me now, and i won't ask again
will you still love me tomorrow?
sejam yg lalu aku kembali dari oakland coliseum menonton baseball game. my team, the seattle mariners, are in town for a three-game series. aku pergi dengan dua orang teman, linna dan adwoa, yg gak ngerti apa2 ttg baseball. aku bersemangat sekali pergi karena yg pitching hari ini adalah jamie moyer, pria fantasiku. saking semangatnya, dari stasiun kereta sampai ke stadium aku setengah berlari. beberapa kali aku menoleh dan teriak pada kedua teman supaya berjalan lebih cepat -- i didn't wanna miss a thing.
kami beli tiket yg paling murah. setiap hari rabu ada promosi tiket seharga $2. tapi begitu kami tiba di loket, tiket $2 tertulis sdh habis terjual. biasanya aku beli tiket yg selevel dng lapangan (infield level), antara $20-$30, spy bisa lebih dekat dengan pemain2nya. tetapi dengan dua teman yg hanya sekedar ingin tahu spt apa baseball game itu, lebih pantas kalau kami beli tiket yg murah saja. so, we ended up at the bleacher. bleacher ini adl tempat duduk yg paling jauh dari homeplate, juga paling tinggi. di situ tempat fans yg gila2an, rowdy -- hooligannya baseball. mereka sering disebut "bleacher's creatures." beberapa row di belakang tempat kami duduk kemarin hampir saja terjadi perkelahian.
suasana di bleacher sangat hidup. setiap aksi di lapangan selalu disambut dengan teriakan, tepukan tangan, atau "boo" yg panjang. penonton di bleacher sangat knowledgeable ttg baseball dan pemain2nya. mereka datang lengkap dengan jersey tim oakland athletics, dengan bendera2, drum, macam2 noise-maker, dan asesori lain. aku senang duduk di antara mereka. tapi aku jadi ngeri utk berteriak mensupport seattle -- takut digebuk oleh fans oakland yg gede2. hahaha...
pitcher oakland hari ini, si cakep barry zito, bermain jauh lebih bagus dari moyer. di inning ke 5, oakland sudah score 7, sedangkan seattle masih nol. sepanjang game, erangan2 kecewaku tenggelam oleh riuhnya sorakan fans oakland. sebelum game selesai di inning ke 9, aku sudah mengajak teman2ku pulang. adwoa keliatan bosan dan gak paham kenapa orang menggemari baseball. selain itu, aku mau menghindari kemacetan di stasiun kereta yg selalu terjadi setiap game selesai.
walaupun kecewa timku kalah dan tenggorokan sakit krn teriak. kurasa luar biasa happy bisa ke ballpark hari ini. matahari cerah, nonton tim kesayanganku, duduk kurang dari 100 feet dari ichiro (the rightfielder) dan jamie moyer, hot dog dan bir -- apalagi yg kurang? tanpa kusadari, kegembiraanku terpancar lewat bahasa tubuhku. adwoa bilang, di ballpark tadi aku bagaikan seorang anak kecil di toko permen. karena melihat aku begitu gembira, walaupun dia gak bisa menikmati game tadi, adwoa mengaku gak tega utk minta pulang.
ini yg ke dua kali aku dengar hal tsb. aku pernah "mengejar" timku sampai ke arizona utk menonton mereka training di sana sebelum musim baseball mulai. waktu itu aku datang ke ballpark sejak pagi dan menunggu di pinggir lapangan utk minta tanda tangan pemain2nya pd bola yg aku bawa. nobuto yg menemaniku waktu itu memotret tingkah lakuku. saat kami pulang sesudah game, dia cerita betapa terharunya dia sewaktu melihatku berdiri dengan setia di railing di pinggir lapangan menunggu pemain lewat utk dimintai tanda tangan. aku dapat 2 tanda tangan hari itu. menurut nobuto, selama menunggu itu, aku menggenggam bola baseballku dengan kedua tangan dan mendekapnya erat2 di dada. katanya, aku gak pernah kelihatan segembira hari itu. hehehe...
kami beli tiket yg paling murah. setiap hari rabu ada promosi tiket seharga $2. tapi begitu kami tiba di loket, tiket $2 tertulis sdh habis terjual. biasanya aku beli tiket yg selevel dng lapangan (infield level), antara $20-$30, spy bisa lebih dekat dengan pemain2nya. tetapi dengan dua teman yg hanya sekedar ingin tahu spt apa baseball game itu, lebih pantas kalau kami beli tiket yg murah saja. so, we ended up at the bleacher. bleacher ini adl tempat duduk yg paling jauh dari homeplate, juga paling tinggi. di situ tempat fans yg gila2an, rowdy -- hooligannya baseball. mereka sering disebut "bleacher's creatures." beberapa row di belakang tempat kami duduk kemarin hampir saja terjadi perkelahian.
suasana di bleacher sangat hidup. setiap aksi di lapangan selalu disambut dengan teriakan, tepukan tangan, atau "boo" yg panjang. penonton di bleacher sangat knowledgeable ttg baseball dan pemain2nya. mereka datang lengkap dengan jersey tim oakland athletics, dengan bendera2, drum, macam2 noise-maker, dan asesori lain. aku senang duduk di antara mereka. tapi aku jadi ngeri utk berteriak mensupport seattle -- takut digebuk oleh fans oakland yg gede2. hahaha...
pitcher oakland hari ini, si cakep barry zito, bermain jauh lebih bagus dari moyer. di inning ke 5, oakland sudah score 7, sedangkan seattle masih nol. sepanjang game, erangan2 kecewaku tenggelam oleh riuhnya sorakan fans oakland. sebelum game selesai di inning ke 9, aku sudah mengajak teman2ku pulang. adwoa keliatan bosan dan gak paham kenapa orang menggemari baseball. selain itu, aku mau menghindari kemacetan di stasiun kereta yg selalu terjadi setiap game selesai.
walaupun kecewa timku kalah dan tenggorokan sakit krn teriak. kurasa luar biasa happy bisa ke ballpark hari ini. matahari cerah, nonton tim kesayanganku, duduk kurang dari 100 feet dari ichiro (the rightfielder) dan jamie moyer, hot dog dan bir -- apalagi yg kurang? tanpa kusadari, kegembiraanku terpancar lewat bahasa tubuhku. adwoa bilang, di ballpark tadi aku bagaikan seorang anak kecil di toko permen. karena melihat aku begitu gembira, walaupun dia gak bisa menikmati game tadi, adwoa mengaku gak tega utk minta pulang.
ini yg ke dua kali aku dengar hal tsb. aku pernah "mengejar" timku sampai ke arizona utk menonton mereka training di sana sebelum musim baseball mulai. waktu itu aku datang ke ballpark sejak pagi dan menunggu di pinggir lapangan utk minta tanda tangan pemain2nya pd bola yg aku bawa. nobuto yg menemaniku waktu itu memotret tingkah lakuku. saat kami pulang sesudah game, dia cerita betapa terharunya dia sewaktu melihatku berdiri dengan setia di railing di pinggir lapangan menunggu pemain lewat utk dimintai tanda tangan. aku dapat 2 tanda tangan hari itu. menurut nobuto, selama menunggu itu, aku menggenggam bola baseballku dengan kedua tangan dan mendekapnya erat2 di dada. katanya, aku gak pernah kelihatan segembira hari itu. hehehe...
fantasy baseball
suatu kali, saat sedang khusuk bekerja, aku terima sms. dari teman baik yang iseng. isinya cuma sebuah pertanyaan, "so what's your favorite sexual fantasy?"
aku tersenyum. sesudah berpikir sejenak, aku balas smsnya. "in empty ballpark, dng 3 dr 5 pitcher seattle mariners. plus rightfielder-nya. one by one though."
teman cowok ini sesama penggemar sport, jadi kupikir bisa memaklumi imajinasiku. dia penggemar berat soccer, manchester united. aku sendiri pecandu baseball, seattle mariners. percakapan ini sudah lama terjadi. pitcher seattle yg aku gandrungi juga tinggal satu. satu sudah di-traded ke club lain, yang satu lagi tidak begitu baik performancenya musim ini.
anyway, beberapa hari yang lalu teman baik ini mengeluh. katanya aku tidak pernah bercerita tentang dia di blogku. so now i just did. semoga dia tersenyum waktu membacanya.
suatu kali, saat sedang khusuk bekerja, aku terima sms. dari teman baik yang iseng. isinya cuma sebuah pertanyaan, "so what's your favorite sexual fantasy?"
aku tersenyum. sesudah berpikir sejenak, aku balas smsnya. "in empty ballpark, dng 3 dr 5 pitcher seattle mariners. plus rightfielder-nya. one by one though."
teman cowok ini sesama penggemar sport, jadi kupikir bisa memaklumi imajinasiku. dia penggemar berat soccer, manchester united. aku sendiri pecandu baseball, seattle mariners. percakapan ini sudah lama terjadi. pitcher seattle yg aku gandrungi juga tinggal satu. satu sudah di-traded ke club lain, yang satu lagi tidak begitu baik performancenya musim ini.
anyway, beberapa hari yang lalu teman baik ini mengeluh. katanya aku tidak pernah bercerita tentang dia di blogku. so now i just did. semoga dia tersenyum waktu membacanya.